Pengarang : Cynthia Hand
Penerjemah : Dina Begum
Pemeriksa Aksara : Uly Amalia
Jumlah Halaman : 509
Penerbit : Ufuk Fantastic Fiction
Cetakan I, 2012
Resensi
Tampaknya tema malaikat sedang
nge-tren akhir-akhir ini. Awalnya ada The Mortal Instrument Series yang disusul
oleh Hush,Hush Saga, HALO, Fallen, sampai akhirnya muncul Unearthly.
Unearthly bercerita tentang
kehidupan Clara sebagai keturunan malaikat. Ibunya adalah seorang Dimidius yang
berarti setengah malaikat, dan ayahnya adalah manusia biasa. Enaknya jadi keturunan malaikat kamu bisa
bicara dalam semua bahasa termasuk bahasa matematika. Jadi nggak’ usah kalang
kabut kalau ada ulangan :p. Selain itu kamu juga bisa terbang –yang satu ini
membutuhkan pelatihan– serta lebih kuat dan lebih cepat dari pada orang lain. Asyik
kan’?
Tapi dalam jiwa yang kuat
terdapat tanggung jawab yang besar, sebuah pepatah berbunyi. Dengan berbagai
kelebihan tersebut, Clara dibebankan suatu tanggung jawab di pundaknya, yaitu
sebuah tujuan. Tujuan setiap
keturunan malaikat berbeda-beda. Ada yang menjadi pembawa pesan, sebagian jadi
saksi, penghibur, bahkan pelindung.
Clara yang belum mengetahui
tujuannya suatu hari mendapatkan suatu visi. Dalam penglihatannya, ia melihat
seorang pria yang berdiri di tengah-tengah kebakaran hutan. Datangnya visi
tersebut merupakan petunjuk akan tujuannya. Akhirnya, Clara, Ibunya, dan
Jeffrey adiknya pindah ke kota lain yang diperkirakan sebagai tempat di mana
Clara akan menemukan tujuannya.
Kota baru tersebut mempertemukan
Clara dengan banyak orang. Ada Christian yang sukses membuatnya kejang-kejang
pada pandangan pertama, Tucker yang berlidah tajam tapi manis di dalam, Angela
yang selalu menarik diri dari pergaulan, Wendy dan gank-tidak-terlihat-nya, dan
masih banyak lagi.
Segalanya jadi lebih sulit saat
mara bahaya diam-diam mendekat, mengancam keberadaan ia dan keluarganya.
Sementara itu Clara dirundung kegalauan antara mengikuti kata hati atau
menjalankan kewajiban yang sudah seharusnya ia lakukan.
Banyak yang memberikan pujian
pada Unearthly dan menyebutnya sebagai sesuatu yang menyegarkan di
tengah-tengah tren malaikat yang sudah mainstream. Buku ini memang pantas
mendapatkannya karena Cynthia Hand berhasil menyajikan suguhan yang memukau.
Penggambaran ceritanya sama sekali tidak rumit. Perlahan tapi pasti ia
menyuguhkan dunia malaikat beserta aturan-aturan mainnya yang diselingi dengan
kehidupan sehari-hari cewek normal seperti jatuh cinta pada pandangan pertama,
bertengkar dengan sahabat baik, cari pasangan untuk Pesta Prom, dan merasakan
yang namanya benci jadi cinta. Segalanya
mengalir begitu tenang dan santai tapi dalam saat yang bersamaan juga akan
membuatmu jadi ketagihan.
Sejujurnya, apa yang kurasakan
tentang Unearthly malah bertentangan dengan apa yang kutulis di atas. Harus aku
akui ceritanya memang ringan dan santai, tapi saking santainya malah cenderung membosankan.
Nggak ada yang spesial dibandingkan dengan novel-novel bertema malaikat lain
kecuali jalan ceritanya yang lebih ‘normal’. Nggak ada misteri-misteri yang
bakal membuatmu penasaran, atau terkuaknya rahasia-rahasia besar yang bakal
membuatmu kejang-kejang ayan. Novel ini kurang akan elemen kejutan.
Satu hal yang agak krusial dalam
Unearthly adalah penulisan nama author-nya. Seharusnya ditulis “Cynthia Hand”,
tapi di-covernya malah tertulis “Chynthia Hand”. Ini jelas harus diperbaiki.
Meski begitu, banyaaaak banget
yang menyukai Unearthly. Malah ratingnya lebih tinggi dari novel-novel bertema
malaikat lainnya. Hmm, kok bisa gitu? Jelas aja, penilaian itu kan’ bersifat
subjektif. Kamu sendiri ada di sisi yang mana? Ketahuilah sendiri dengan
membaca novelnya! :D