Selasa, 05 Februari 2013

Unearthly


Judul : Unearthly
Pengarang : Cynthia Hand
Penerjemah : Dina Begum
Pemeriksa Aksara : Uly Amalia
Jumlah Halaman : 509
Penerbit : Ufuk Fantastic Fiction
Cetakan I, 2012


Resensi
Tampaknya tema malaikat sedang nge-tren akhir-akhir ini. Awalnya ada The Mortal Instrument Series yang disusul oleh Hush,Hush Saga, HALO, Fallen, sampai akhirnya muncul Unearthly.
Unearthly bercerita tentang kehidupan Clara sebagai keturunan malaikat. Ibunya adalah seorang Dimidius yang berarti setengah malaikat, dan ayahnya adalah manusia biasa.  Enaknya jadi keturunan malaikat kamu bisa bicara dalam semua bahasa termasuk bahasa matematika. Jadi nggak’ usah kalang kabut kalau ada ulangan :p. Selain itu kamu juga bisa terbang –yang satu ini membutuhkan pelatihan– serta lebih kuat dan lebih cepat dari pada orang lain. Asyik kan’?
Tapi dalam jiwa yang kuat terdapat tanggung jawab yang besar, sebuah pepatah berbunyi. Dengan berbagai kelebihan tersebut, Clara dibebankan suatu tanggung jawab di pundaknya, yaitu sebuah tujuan. Tujuan setiap keturunan malaikat berbeda-beda. Ada yang menjadi pembawa pesan, sebagian jadi saksi, penghibur, bahkan pelindung.
Clara yang belum mengetahui tujuannya suatu hari mendapatkan suatu visi. Dalam penglihatannya, ia melihat seorang pria yang berdiri di tengah-tengah kebakaran hutan. Datangnya visi tersebut merupakan petunjuk akan tujuannya. Akhirnya, Clara, Ibunya, dan Jeffrey adiknya pindah ke kota lain yang diperkirakan sebagai tempat di mana Clara akan menemukan tujuannya.
Kota baru tersebut mempertemukan Clara dengan banyak orang. Ada Christian yang sukses membuatnya kejang-kejang pada pandangan pertama, Tucker yang berlidah tajam tapi manis di dalam, Angela yang selalu menarik diri dari pergaulan, Wendy dan gank-tidak-terlihat-nya, dan masih banyak lagi.
Segalanya jadi lebih sulit saat mara bahaya diam-diam mendekat, mengancam keberadaan ia dan keluarganya. Sementara itu Clara dirundung kegalauan antara mengikuti kata hati atau menjalankan kewajiban yang sudah seharusnya ia lakukan.
Banyak yang memberikan pujian pada Unearthly dan menyebutnya sebagai sesuatu yang menyegarkan di tengah-tengah tren malaikat yang sudah mainstream. Buku ini memang pantas mendapatkannya karena Cynthia Hand berhasil menyajikan suguhan yang memukau. Penggambaran ceritanya sama sekali tidak rumit. Perlahan tapi pasti ia menyuguhkan dunia malaikat beserta aturan-aturan mainnya yang diselingi dengan kehidupan sehari-hari cewek normal seperti jatuh cinta pada pandangan pertama, bertengkar dengan sahabat baik, cari pasangan untuk Pesta Prom, dan merasakan yang namanya benci jadi cinta. Segalanya mengalir begitu tenang dan santai tapi dalam saat yang bersamaan juga akan membuatmu jadi ketagihan.
Sejujurnya, apa yang kurasakan tentang Unearthly malah bertentangan dengan apa yang kutulis di atas. Harus aku akui ceritanya memang ringan dan santai, tapi saking santainya malah cenderung membosankan. Nggak ada yang spesial dibandingkan dengan novel-novel bertema malaikat lain kecuali jalan ceritanya yang lebih ‘normal’. Nggak ada misteri-misteri yang bakal membuatmu penasaran, atau terkuaknya rahasia-rahasia besar yang bakal membuatmu kejang-kejang ayan. Novel ini kurang akan elemen kejutan.
Satu hal yang agak krusial dalam Unearthly adalah penulisan nama author-nya. Seharusnya ditulis “Cynthia Hand”, tapi di-covernya malah tertulis “Chynthia Hand”. Ini jelas harus diperbaiki.
Meski begitu, banyaaaak banget yang menyukai Unearthly. Malah ratingnya lebih tinggi dari novel-novel bertema malaikat lainnya. Hmm, kok bisa gitu? Jelas aja, penilaian itu kan’ bersifat subjektif. Kamu sendiri ada di sisi yang mana? Ketahuilah sendiri dengan membaca novelnya! :D